ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MIOMA UTERI - ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

Kumpulan asuhan keperawatan

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Thursday, October 11, 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MIOMA UTERI



1. Pengkajian.
      Data subjektif :
-          Pasien mengeluh nyeri saat menstruasi.
-          Pasien mengatakan ada perdarahan abnormal.
-          Pasien merasa penuh pada perut bagian kanan bawah.
-          Pasien mengeluh adanya perubahan pola BAK dan BAB.
-          Pasien merasa haidnya tidak teratur.
      Data objektif :
-          Ada benjolan pada perut bagian bawah yang padat, kenyal, permukaan tumor rata serta adanya pergerakan tumor.
-          Pemeriksaan ginekologi dengan pemeriksaan bimanual di dapat tumor menyatu dengan rahim atau mengisi kavum douglas.
-          Infertilitas atau abortus.

2. Diagnosa.
-     Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan adanya penekanan syaraf.
-          Resiko terjadi anemi berhubungan dengan perdarahan abnormal yang ditandai dengan perdarahan pervagina berlebihan, pasien lemah, sklera pucat.
-          Gangguan pola eliminasi; disuria berhubungan dengan pembesaran uterus yang menekan vesika urinaria.
-          Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran uterus yang menekan rektum.
-          Resiko terjadinya infertilitas berhubungan dengan penutupan saluran indung telur.
-          Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan adanya distorsi rongga uterus.
3. Perencanaan
a.       Diangnosa
Gangguan rasa nyaman; nyeri berhubungan dengan adanya penekanan  pada organ dan syaraf viseral.
Tujuan             : Nyeri dapat mengalami penurunan / berkurang.
            Intervensi        :
-          Kaji tingkat nyeri pasien (skala)
-          Kolborasi dengan dokter untuk pemberian obat analgetik.
-          Atur posisi tidur senyaman mungkin.
-          Ajarkan teknik relaksasi/ distraksi untuk mengurangi nyeri.

b.   Diangnosa
Resiko terjadi anemi berhubungan dengan perdarahan abnormal yang ditandai dengan perdarahan pervagina berlebihan, pasien lemah, sklera pucat.
            Tujuan             : Anemia dapat dicegah
            Intervensi        :
-          Monitor jumlah darah yang keluar.
-          Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan cek  Hb dan Ht.
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan nutrisi adekuat.
-          Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat penambah darah (SF)
-          Kaji TTV.

c.   Diagnosa
Gangguan pola eliminasi; disuria berhubungan dengan pembesaran uterus yang menekan vesika urinaria.
Tujuan             : Disuria dapat dicegah.
Intervensi        :
-          Kaji tingkat nyeri.
-          Berikan penjelasan pada pasien mengenai penyebab nyeri.
-          Anjurkan kepada pasien agar tidak takut untuk miksi.
-          Anjurkan pada pasien untuk menarik nafas panjang sewaktu terasa nyeri.
-          Kolaborasi dengan doter untuk pemberian obat analgetik.

d.   Diagnosa
Gangguan pola eliminasi; konstipasi berhubungan dengan pembesaran uterus yang menekan rektum.
      Tujuan             : konstipasi dapat dicegah
      Intervensi        :
-          kaji adanya tanda - tanda adanya konstipasi
-          kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pencahar
-          anjurkan pasien untuk relaksasi
-          anjurkan pasien untuk banyak minum
-          anjurkan pasien untuk banyak makan makanan berserat

e.   Diangnosa.
Resiko terjadinya infertilitas berhubungan dengan penutupan saluran indung telur.
            Tujuan             : Infertilitas dapat dicegah
            Intervensi        :
-          Kolaborasi dengan ahli radiologi (USG) untuk menentukan jenis tumor, letak mioma.
-          Kolaborasi dengan ahli histerografi dan histeroskopi.
-          Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk cek darah lengkap.
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat.
-          Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan selanjutnya (operasi, pengobatan infertilitas).

f.    Diagnosa
            Resiko terjadinya abortus berhubungan dengan adanya distorsi rongga uterus.
            Tujuan             : abortus dapat teratasi
            Intervensi        :
-          Kaji tanda – tanda perdarahan dan jumlah darah.
-          Observasi dengah pemeriksaaan pelvis secara periodik setiap 3 – 6 bulan.
-          Kolaborasi pemberian obat penguat janin, obat anemi (zat besi).
-          Anjurkan pasien un tuk lebih banyak istirahat (bedrest total).
-          Ajarkan pasien untuk relaksasi.
-          Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian nutrisi yang adekuat. 

4. Evaluasi.
]  Anemi dapat teratasi
]  Rasa nyeri berkurang
]  Pola eliminasiBAK
]  BAB teratasi
]  Infertilitas dapat dicegah
]  Abortus dapat dicegah.




DAFTAR PUSTAKA

         Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah edisi 8. EGC

         http: //www. InfoMedika.com/ mioma uteri. Htm

         Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 1991. Standar pelayanan medik obstetri dan ginekologi. POGI. Jakarta

         Sarjadi. 1995. Patologi Ginekologi Hipokrates. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jakarta

         Sarwono Prawirahardjo. 1976.  Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta

         Wiknjosastro Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo. Jakarta




No comments:

Post a Comment

”komunitas

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here